DETAIL BERITA

Usai Penutupan Muktamar ke-3, Muktamirin Ngopi di Tashwirul Afkar

Oleh. Rozy Category. Public

Public

Tedi Kholiludin
Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang

Masjid Ampel, Surabaya 11 Oktober 1928. Muktamirin berkumpul di Masjid Ampel pada malam terakhir pelaksanaan Muktamar ketiga Nahdlatul Ulama (NU), 8-11 Oktober 1928 yang bertepatan dengan tanggal 23-26 Rabiuts Tsani 1347 H. Setelah menunaikan sholat jamaah Isya, mereka bersiap mendengar dibacakannya hasil Muktamar. 

Di Masjid, ribuan orang dari berbagai latar belakang bangsa; Jawa, India, Arab dan lainnya. Tak kurang dari 16.000 orang hadir di Ampel. Padahal, peserta resmi yang mengikuti muktamar (Bahasa ketika itu, Kongres), hanyalah 260 Kiai saja. Antusiasme yang tinggi tak bisa dibendung. 

Hadirin tak hanya berasal dari peserta serta Lembaga-lembaga yang terafiliasi dengan NU, tetapi juga wakil-wakil pemerintah seperti Patih, Wedana, Adviseur van Inlandsche Zaken alias penasehat kantor urusan pribumi dari Jakarta, polisi dan lainnya. 

Pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh empat Qari; Kiai Sulaiman Banten, Kiai Mas Idris bin Kamali Cirebon, Saudara Umar Semarang dan Saudara Rifai Surabaya. 

Usai pembacaan ayat suci, Hasan Gipo, Presiden NU terpilih naik panggung. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir termasuk pihak pemerintah yang memberikan izin terselenggaranya kegiatan yang luar biasa besar ini. Hadlratussyaikh Hasyim Asy’ari memberi nasehat kurang lebih 15 menit. Tujuan berdirinya NU, adalah meninggikan Agama Islam serta sunnah Nabi Muhammad seperti yang ditunjukan oleh ulama-ulama madzhab. Setelah itu, para kyai bergantian membacakan 30 hasil muktamar. Acara penutupan selesai pukul 00.30 WIB dan ditutup dengan bacaan fatihah serta doa yang dipimpin Kiai Khozin Panji Sidoarjo.

*

Para kyai tidak langsung kembali ke Hotel Muslimin, tempat mereka menginap. Setelah dari Masjid Ampel, para kiai berjalan bersama menuju sebuah bangunan. Yang menjadi tujuan para kiai adalah Gedung Jam’iyyah Tashwirul Afkar. 

Di gedung itu, pengurus Tashwirul Afkar menjamu para kiai yang sudah tiga hari tiga malam lamanya bermusyawarah untuk menguatkan organisasi. Kopi, Susu dan minuman alakadarnya disajikan sebagai farewell party sebelum mereka kembali lagi ke tempatnya masing-masing. 

Panitia dan Hoofdbestuur NU tentu saja sangat berterima kasih kepada pengurus Tashwirul Afkar yang turut berkontribusi pada muktamar terakhir yang dilaksanakan di Surabaya tersebut (setelah tiga kali berturut-turut, 1926-1928), karena tahun 1929 muktamar diselenggarakan di Semarang. Usai menikmati jamuan yang disediakan pengurus Tashwirul Afkar, para kiai kembali ke Hotel Muslimin.

Di Tengah perjalanan, para kiai tampak berangkulan, saling mendoakan. 

Semua Berita